Monday, July 26, 2010

Review : Malabar, Kereta Api Kelas Ekonomi yang Nyaman

3 comments

Malabar Express (Malang Bandung Raya Express) adalah kereta api buatan PT INKA (Industri Kereta Api, Madiun) yang baru diluncurkan pada bulan April 2010 untuk melayani penumpang dari Bandung ke Malang dengan rute Bandung, Tasikmalaya, Kebumen, Yogyakarta, Madiun, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Blitar, dan terakhir Malang. Unik, dalam satu rangkaian kereta terdapat tiga kelas sekaligus yaitu kelas Ekonomi, kelas Bisnis dan kelas Eksekutif.

Untuk tarif, bervariasi tergantung tanggal keberangkatan. Data yang saya punya hari Senin, 26 Juli 2010 harga tiket kelas Ekonomi 90 ribu, kelas Bisnis 170 ribu dan kelas Eksekutif 220 ribu, harga yang cukup rasional untuk sebuah kereta baru. 

Yang menarik disini adalah harga tiket kelas Ekonomi, 90 ribu, jauh dari tarif kereta kelas Ekonomi Kahuripan yang tidak sampai 30 ribu. Memang bukan kelas ekonomi biasa, tapi Ekonomi+ (Ekonomi Plus), setidaknya itulah yang tertulis di papan tarif stasiun Bandung.

Cerita dimulai ketika saya ingin pulang ke Madiun karena institut tempat saya kuliah di Bandung sedang libur semester selama dua bulan dan kejenuhan yang memuncak dengan kaderisasi himpunan.
 
Pertimbangan saya memilih Kereta Malabar Express ini antara lain :
- Belum pernah mencoba naik kereta ini sebelumnya.
- Malabar Ekspress adalah kereta baru, sehingga kualitas dan kenyamanannya ada kemungkinan lebih baik daripada kereta lain.
- Ada tiga kelas dalam satu rangkaian kereta. Jadi, jadi kalau memilih kelas ekonomi sekalipun, waktu tempuhnya akan lebih cepat karena pasti yang diutamakan adalah penumpang kelas eksekutif.
- Waktu keberangkatan 1,5 jam lebih awal dibanding Mutiara Selatan. Kereta Malabar Ekspress berangkat dari stasiun Bandung pukul 15.30 WIB. Menurut jadwal, waktu tibanya di tujuan (Madiun) pukul 02.37. Artinya saya bisa tidak melaksanakan ibadah sholat fardlu sama sekali di dalam kereta selama perjalanan. FYI, adzan Ashar di Bandung pukul 15.2x, jadi sholat Ashar bisa di jama' qashar (digabung) dengan sholat Dzuhur. Sedangkan sholat Maghrib dan Isya' bisa dilakukan setelah sampai di rumah.

Sesampainya di stasiun Bandung kota langsung mencari gerbong ekonomi1 dan inilah poin-poin detail yang saya dapat untuk Kereta Api Kelas Ekonomi Malabar :
  1. Berangkat tepat waktu. Tepat pukul 15.30 kereta mulai bergerak.
  2. Gerbong baru. Interior baru dan masih bersih.
  3. Ada indikator bertuliskan ''WC ISI'' di belakang toilet yang akan menyala ketika wc sedang dipakai. Jadi penumpang tidak perlu berjalan menuju toilet untuk memastikan apakah toilet sedang dipakai atau tidak.
  4. Kipas angin berfungsi dengan baik.
  5. Seat/tempat duduk 2-3.
  6. Tempat/meja makanan/minuman lebih besar.
  7. Harga sewa bantal 5 ribu. Lebih mahal karena setiap bantal dibungkus plastik dan baunya harum yang tidak hilang2 dari awal sampai akhir perjalanan. Sebagai perbandingan, harga sewa bantal Mutsel 3 ribu tapi bantal kempes, baunya standart.
  8. Pedagang dari luar tidak boleh masuk dalam gerbong, hanya boleh sampai lorong penghubung antar gerbong. sehingga kebersihan dalam kabin penumpang terjaga.
  9. Ada petugas yang siap siaga setiap saat di tiap gerbong. Contoh : ketika ada penumpang yang kesulitan menutup jendela, seorang petugas tanpa dipanggil segera datang dengan membawa palu dan tang untuk membantu.
  10. Harga nasi goreng dari Restorasi Kereta 20 ribu.
  11. Waktu tiba di Madiun terlambat 7 menit dari jadwal.

3 comments:

Post a Comment