Sunday, July 15, 2012

Ini dia Perbedaan Kualitas Biasa, 2D, 3D, 4D Format Film Bioskop

5 comments

Barusan buka situs blitzmegaplex buat liat jadwal The Amazing Spiderman, eh taunya ada 3 macam film The Amazing Spiderman, yang pertama biasa, 2D, dan 3D. Kalau yang biasa ama yang 3D udah kebayang lah gimana penampakannya. Nah yang 2D ini yang bikin bingung, apakah 2D disini berarti 2 Dimensi, lalu apa bedanya dengan yang biasa. 

Setelah cari bantuan ke om google dapatlah informasi tentang perbedaan kualitas ketiga format film bioskop ini. Intinya 2D disini bukan berarti 2 dimensi, tapi film yang proses peng-copy-annya dengan digital, yang artinya gambar yang dihasilkan jauh lebih halus daripada format film bioskop biasa yang kita tonton. Oya, kalau blitzmegaplex memakai istilah 2D, beda halnya dengan 21cineplex. Mereka cukup menggunakan istilah "Digital" pada screenboard untuk menampilkan jadwal film yang diputar di XXI maupun 21.

Berikut penjelasan perbedaan kualitas format film bioskop baik yang biasa, 2D, 3D, sampai 4D yang saya dapat dari tawvic.wordpress.com :

1. Biasa
Format ini biasa ditayangkan pada bioskop-bioskop tanah air, masih menggunakan roll film dan proyektor dengan kualitas standar. Kualitas gambar yg dihasilkan biasanya standar, terdapat benang-benang halus, subtitle yang terkadang berubah-ubah warna atau tiba-tiba muncul sepasang huruf yang entah maksudnya apa. Kualitas suara terkadang cempreng karena Roll film yang sering diputar, selain itu film-film berdurasi panjang akan ada sedikit jeda (tergantung proyektor dan teknisi operatornya), hal ini diakibatkan penggantian Roll 1 ke Roll2, maklum panjang pita diroll film ada batasnya. Saya pernah menonton film tahu-tahu layar mati, ternyata operatornya masih baru sehingga tidak cepat memasukkan roll selanjutnya. Rata-rata bioskop saat ini masih memutar film dengan format biasa.

2. 2D
Format ini yang terbaik buat saya kenapa?, karena tidak ada benang halus, suaranya bagus, warnanya lebih cerah dan tajam namun layar resolusinya tidak sebesar format biasa karena semakin lebar akan semakin gepeng layarnya. Bagian-bagian adegan yang tersensor (dengan cara potong adegan) lebih halus ketimbang format biasa, malah seperti tidak tersensor potong adegan. format jenis ini masih jarang dibioskop tanah air karena harus menggunakan proyektor khusus pemutaran film-film berformat 2D. Saya pernah beberapa kali dihadapkan pilihan 2 film dalam judul yg sama, yang satu hanya judul film biasa, dan yang satunya lagi ada tulisan 2D diakhir judul film itu. Saya nonton keduanya dalam waktu yang berbeda dan memang ada perbedaan total dari format biasa dengan 2D. Secara umum, format 2D memiliki gambar lebih halus layaknya kita menonton DVD dirumah dengan kualitas suara yang bagus. Harga tiketnya lebih mahal sedikit dari film berformat biasa.

3. 3D
Sekarang lagi marak film hollywood berformat 3D bahkan beberapa film tidak memiliki versi biasanya dan hanya terdapat format 3D. Sudah tidak asing lagi buat masyarakat indonesia, format ini mengharuskan kita menggunakan kacamata 3D karena film-film tersebut memiliki efek gambar keluar dari layar dan hanya bisa terlihat jika kita menggunakan kacamata 3D. Di tahun-tahun sebelumnya, hanya film animasi sajalah yang memiliki format 3D namun berkembangnya kecanggihan CGI, maka film biasa seperti live action pun sudah terformat 3D. Beberapa film kurang begitu pas ditonton dengan format 3D, ketika buka kacamatapun kita masih bisa nyaman menikmatinya, hanya ada bagian kecil saja yg berbayang yaitu teks subtitle nya saja. Beberapa film 3D tidak terdapat Subtitle nya, konon katanya sih pemasukan subtitle akan menurunkan kualitas film sebesar 10%, IMHO. Sayangnya, tidak semua bioskop memiliki fasilitas ini, hanya terdapat pada bioskop besar saja dan harga tiketnya pun bisa dua kali lipat dari harga tiket film biasa.

4. 4D
Tidak berbeda jauh dengan format 3D hanya saja efek dari film bukan hanya gambarnya keluar melainkan ada getaran-getaran atau efek-efeknya nyata yg dihasilkan. Misalnya saja film-film animasi bertema kehidupan alam, ketika adegan di air, maka ada air yang menyimprat ke wajah kita atau uap air menetes. Lalu ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar juga, unik dan mengasyikan tapi para penonton pasti tidak akan fokus ke filmnya melainkan ke efeknya saja. Film berformat seperti ini tidak hanya mengacu pada layar bioskop saja melainkan beberapa aplikasi media seperti penggerak kursi yg menghasilkan getaran, uap air, serta beberapa efek lainnya termasuk AC yang bisa tiba-tiba dingin banget saat adegan salju dan Heater yang dapat memanas saat adegan padang pasir. Format film ini harus diputar pada bioskop khusus seperti IMAX Keong mas Taman Mini Indonesia Indah dan Bioskop Gelanggang Samudra Ancol. Harga tiketnya pun pasti lebih mahal dan film-filmnya terbatas.

Itulah perbedaan dari kualitas format film yang diputar di bioskop. Setelah mendapat informasi itu, akhirnya saya pun memilih 2D movie untuk menonton The Amazing Spiderman di Blitzmegaplex Paris Van Java, Jl. Sukajadi Bandung.

5 comments:

Post a Comment